Thursday, November 21, 2013

wa Rahmah... (tamat)

JUARANEWS – Keluarga Sakinah, Mawaddah wa Rahmah(Samara) adalah sebagai tanda kekuasaan Allah. Keluarga Samara itu terwujud adalah kuasa Ilahy, tetapi manusia diwajibkan untuk mengusahakannya. Keluarga Samara terbentuk adalah kehendak Ilahy, tetapi manusia wajib merencanakannya. 

Firman Allah Ta’ala: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum (30) ayat 21)

Keluarga Wa Rohmah
Wa Rohmah artinya adalah kasih sayang yang abadi hingga berlabuh di surga. Dimana suami dan istri membangun rumah tangganya dengan didasari oleh saling menyayangi selamanya.
Ketika diawal pernikahan dimulai dengan mawaddah atau ketertarikan (kecintaan) karena Allah ta’ala, kadang diperjalanan rumah tangga terjadi dinamika yang tak disangka sejak awal. Rohmah adalah kekuatan yang menjamin tetapnya kecintaan dan kasih saying walau seberat apapun dinamika itu terjadi. Tanpa adanya Rohmah seringkali rasa cinta yang sejak awal dibangun luntur, atau bahkan sirna samasekali.

Untuk menjamin agar Rohmah (rasa kasih sayang) menjadi abadi, hingga kecintaan suami dan istri menjadi lestari sampai hari akhir, maka rasa cinta kepada pasangan harus ditundukan kepada sang pemilik Cinta yang sejati yaitu ALLAH TA’ALA.

Rasa cinta kepada pasangan hidup yang telah ditundukan kepada pemilik cinta sejati adalah dengan sebangunnya visi bersama. Visi itu adalah Meraih kasih sayang (Rohmah Allah) danRidha Allah Ta’ala.

Keluarga yang telah sama visinya yaitu Mardhatillah (ridha Allah), maka semua gerak dan dinamika keluarga akan diarahkan kepada satu tujuan, yaitu bagaimana agar Allah meridhainya.

Jika datang kemiskinan atau musibah lainya, maka konsentrasi suami dan istri adalah bahu membahu bagaimana dengan kemiskinan ini Allah meridhainya, dan Allah akan ridha jika kita sabar. Maka kesabaran menjadi konsentrasi geraknya. Tetapi jika tidak ada visi mencari Ridha Allah, maka suami istri akan sibuk berkeluh kesah dan saling menyalahkan.
Jika datang kekayaan atau nikmat, maka konsentrasi suami istri adalah bahu membahu ; bagaimana dengan kekayaan ini Allah meridhainya, dan Allah akan ridha jika kita syukur. Maka kesyukuran menjadi konsentrasi geraknya. Tetapi jika tidak ada visi mencari Ridha Allah, maka suami istri akan sibuk berpoya-poya dan saling membanggakan atau merasa paling berjasa.

Keluarga wa Rohmah adalah keluarga yang sudah sepakat dan berkeras mencapai visi bersama Mardhatillah (ridha Allah). Sehingga kecintaan kepada pasangan akan lestari terjaga hingga hari akhir, tidak berhenti kecintaannya didunia saja, atau berhenti karena tragedi dan musibah yang menimpanya.

Keluarga wa Rohmah adalah keluarga yang suami dan istri saling mencintai dan saling meridhai. Jika suami dan istri sudah saling meridhai maka kesalahan-kesalahan kecil dalam perjalanan rumah tangga akan dibalut dengan kekuatan cinta dan saling memaafkan. Bahkan jika kesalahan besarpun terjadi maka pintu permaafan akan mudah dilalui bersama. Karena visinya yang tajam yaitu meraih Ridha Allah. Ridha Allah menjadi besar dalam visi (pandangannya) semntara kasus dan tragedi dalam rumah tangga menjadi kecil dalam visinya.

Membangun keluarga yang wa Rohmah, yaitu keluarga yang menjamin pasangan suami dan istri menjadi saling menyayangi dan meridhai selamanya. Penajaman visi mardhatillah menjadi proses yang terus menerus perlu dilakukan.*** tamat >> (waiman Abdurrahman).

No comments:

Post a Comment