Saturday, March 26, 2011

dapet balesan dari fsbp! YIIIHHHAAAA!!! :D

Salam,
Naskah Anda sudah kami terima.
Terimakasih atas partisipasinya.

- AAAAAAAAAAaaaaaaaaaaa!!!!! alhamdulillaah. walaupun telat 3 menit dari deadline akhirnya bisa keterima juga. dan walaupun itu banyak kekurangannya yaitu kelebihan 3 halaman dari jumlah halaman maksimal seharusnya... yaudalayah, seenggaknya diterima dan diliat dulu tuh naskah. hehe. berarti buat lomba selanjutnya harus pake naskah yang baru,, bikin lagi. smangat! :) -

oya, tadi pitiw seperti biasa berdiskusi sama temen pitiw, ngobrol, semacam pembinaan dan silaturrahim juga. banyak sekali yang pitiw obrolin. dan itu membuka mata, membuat berpikir, ada yang sejalan maupun bertentangan, tapi kita satu landasan, jadi yang bertentangan tidak terlalu berarti selama landasan berpikir sama.

pitiw masi takjub sama cara Allah membina hambanya dan merangkai sesuatu. entah ini pitiw yang suka nyambung2in apa gimana, tapi tuh pitiw ngerasanya ketika pitiw diberikan suatu pelajaran atau hikmah, apa yang pitiw dapat itu diperkuat oleh suatu pengalaman atau informasi yang tidak sengaja pitiw dapatkan dari orang atau suatu kejadian yang mungkin tidak ada hubungannya sama sekali. apa sih tiw, bicara apa. bingung ya? sama. bingung pitiw ngungkapinnya. mengurai kata-katanya. yang jelas gitu deh, satu sama lainnya di dunia dan alam semesta ini saling terkait, baik disadari atau tidak. itu menurut keyakinan pitiw. wallahu'alam. astagfirullah kalo pitiw salah. ada sebab ada akibat. sesuatu sampai bisa terjadi saat ini itu melalui proses. yang mungkin kita ga tau detail satu per satu prosesya, yang jelas yang kita tahu mungkin hanya proses ke berapanya saja. tentu ada proses sebelumnya, dan selanjutnya akan terus berproses.

haaa,,, ini jadi ga nyambung sama judul. haha. wae lah. BAE. hhee.
jadi pengen diskusi sama seseorang. aaaahh. ya Allah.

udah ah.
btw asa udah lama ga salam sama kalian. 
salam senyum pake hatiii. salam :) pake <3

dadaaaah.. 
wassalam. :)

Friday, March 25, 2011

lagi-lagi lewat deadline 3 menit. T_T. IDE GILAAA!!! cekidot..

tulisan ini dikirim buat ikut lomba cerpen ke sayembara forum sastra bumi pertiwi.
tapi omaygad pitiw gatau banget deh ini cerpen apa bukan, yang jelas kalo sastra2an kayanya ini ga masuk kriteria. hahaha. yaudalayah, yang penting terus nyoba. TAPIIIIIIIII>> lagi-lagi pitiw bar ngerjain mulai jam setengah8 malam, dan selesai pukul 12.03 dimana deadlinenya adalah 25 maret pukul 12.00 yaudah, wassalam lagi ini mah. aaaaaaaaaaa, kenapa sih gini terus. :_(

yaudah, karena ini kayanya udah lewat deadline dan ga masuk penilaian. jadi kayanya naskah ini bakal dikirim ke lomba cerpen selanjutnya yang uda agus gitu loh. memang begini jalannya mungkin. belum berjodoh sama lomba yang sastra bumi pertiwi itu. wallahu'alam.

yuk, mari kita baca tentang cerpen IDE GILA! enjoy it! ;)


“TIDAK BOLEH! Sudah, lebih baik teteh tidur saja, sudah malam. Percuma teteh mau menangis dan membujuk sampai bagaimana juga. Ayah tetap tidak akan mengizinkan!”
Deg. Saya masih diam terpaku di ruang keluarga. Usaha membujuk sudah dilaksanakan sampai batas maksimal. Saya kehabisan kata-kata pembelaan dan ayahpun sampai mengeluarkan statement di atas. Banyak pikiran yang berseliweran di kepala. Sampai saya sudah tidak bisa menangis. Malah ide gila yang saya temukan. Ide tergila dalam hidup saya. Sesuatu yang membuat saya begitu bersemangat dan takut dalam waktu yang bersamaan. Bersemangat karena di saat mendesak seperti itu saya masih bisa berpikir jernih dan menghasilkan suatu ide yang sangat brilian *PD* dan bisa mencari solusi dengan cepat, sekaligus takut karena ide saya itu mengandung resiko yang tinggi dan melanggar aturan, bisa dibilang pemberontak.
Pikiran saya melayang menuju kejadian satu tahun yang lalu. Salah satu alasan yang menyebabkan ayah tidak mengizinkan saya untuk mengikuti acara Bazaar di sekolah atau biasa disebut Pensi. Malam itu adalah pertama kali saya mengikuti bazaar di SMA saya. SMA saya merupakan salah satu SMA favorit yang bazarnya sudah terkenal dan ditunggu-tunggu. Tentu saja saya yang pada waktu itu masih menjadi siswa baru sekolah itu yang baru merasakan hiruk pikuk bazaar dan euphoria seperti itu merasa sangat antusias. Dimana bazaar tersebut juga merupakan salah satu ajang penampilan dan pembuktian kualitas ekskul yang ada di SMA tersebut.
Kabaret. Itulah ekskul yang saya ikuti di sekolah baru saya itu. Malam itu adalah malam puncak bagi angkatan atas saya yang sedang memegang kepengurusan. Pada bazaar itu, bisa dibilang saat pembuktian kabaret dan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan kepengurusan kabaret. Persiapan menuju penampilan bazaar bisa dibilang cukup melelahkan,  tetapi menyenangkan. Semua elemen dari kostum, property, make-up dan tentunya alur cerita, produksian, dan pemain berusaha menampilkan yang terbaik. Pada saat bazaar juga, banyak alumni-alumni yang datang dan sengaja ingin melihat penampilan kabaret, ingin tahu kabar bagaiman kabaret saat ini. Karena itu, pressure pun bertambah. Harga diri, nama baik, dipertaruhkan. *ini lebay. Hahaha.
Sayangnya, pada malam itu, kabaret yang ditampilkan kurang dapat memuaskan penonton. Kurang tawa, kurang apresiasi, dan sempat terucap kata-kata kasar yang kurang mengenakkan dari penonton dan itupun menyakitkan kami. Hal ini membuahkan evaluasi yang sangat panjang.
Saat itu saya belum memiliki handphone. Karena saya tidak memiliki handphone, ayah saya sulit menghubungi saya ketika bazaar tersebut. Padahal rencananya saya akan dijemput ayah malam itu. Pada bazaar itu, saya awalnya memang pergi bersama sepupu saya yang  satu sekolah dengan saya. Kebetulan dia telah memiliki handphone. Itu juga yang menjadi alasan  ayah saya mengizinkan saya pergi malam itu. Saya dibatasi hanya boleh mengikuti bazaar sampai jam 10 malam. Padahal biasanya bazaar tersebut berlangsung hingga pukul 12 sampai pukul 1 malam.
Kita balik lagi ke venue bazaar. Kabaret  kebagian tampil pukul  8 malam dan selesai sekitar pukul 9 malam. Setelah tampil, para pemain membersihkan diri dan istirahat sebentar. Setelah itu, evaluasi pun dimulai. Evaluasi bazaar adalah salah satu evaluasi paling menegangkan karena pada saat bazaar banyak alumni-alumni kabaret yang datang dan memperhatikan penampilan kami serta siap mengevaluasi jika terdapat kekurangan. Sekitar pukul setengah sepuluh, evaluasi baru dimulai. Dimana waktu saya akan dijemput adalah sekitar setengah jam kemudian. Saya baru mengalami evaluasi kabaret bazaar pada malam itu. Saya tidak tahu bagaimana evaluasi tersebut, berapa lama, dan apa saja yang biasa dibicarakan. Saya hanya mengikuti, memperhatikan. Suasana begitu tegang, para pemain sadar bahwa penampilan mereka kurang memuaskan, suasana begitu tidak enak pada saat itu. Alumni sudah memasang ekspresi berbeda, dimana tadinya kami biasa bercanda bersama, tersenyum, tertawa, saat itu hilanglanh itu semua. Hanya wajah-wajah penuh kekecewaan yang ada.
Satu persatu pemain mulai evaluasi, suasana sudah mulai memanas. Evaluasi malam itu penuh kata maaf. Maaf karena kurang maksimal, maaf karena timing tidak tepat, maaf karena lupa gerakan, maaf karena garing,  dan maaf yang lainnya. Pukul 10 malam akhirnya tiba. Sepupu saya menelepon ke kakak kelas saya yang satu kabaret, kebetulan kakak kelas saya sekelas dengan sepupu saya. Sepupu saya sudah ditelepon oleh ayah saya, dan saya diminta menunggu di dekat pintu keluar. Saya bingung, bagaimana harus izin di suasana yang sedang seperti itu. Saya tidak enak untuk meninggalkan. Saya tidak enak karena saya masih baru di kabaret dan sudah izin-izin duluan. Banyak alasan-alasan yang mengurungkan saya untuk pulang. Telepon dari sepupu saya sudah mulai terus menerus bordering ke kakak kelas saya. Saya semakin tidak enak. Akhirnya saya memutuskan untuk meminjam hp sahabat saya untuk mencoba menghubungi dan mengabari ayah saya bahwa saya belum selesai dan akan mengabari jika sudah selesai. Ayah saya sudah berada di sekitar sekolah saya untuk menjemput saya dan beliau hanya menjawab pulang sekarang. Namun, saya tetap tidak enak untuk meninggalkan evaluasi itu, tidak berani lebih tepatnya. Maklum anak baru.
Evaluasi malam itu semakin memanas, ada yang sampai muntah karena menangis tersedu-sedu, emosi, dan kata-kata kasarpun sesekali keluar. Wajah-wajah pemain sudah menunduk dan tidak bisa berkata apa-apa, hanya penyesalan yang ada. Kamipun, seluruh kru kabaret yang tidak bermain ikut merasakan hal itu. Walaupun kami tidak ikut bermain, tetapi kami juga memiliki tanggungjawab yang sama akan penampilan saat itu. Kabaret itu, adalah kabaret kami, kami berjuang bersama untuk menampilkan itu semua. Inti dari evaluasi malam itu adalah kekecewaan seluruh elemen, terutama kelas 3 dan alumni yang menyaksikan. Namun, di akhir evaluasi, mereka tetap memberikan apresiasi dan berharap ke depannya kami bisa lebih baik lagi. Evaluasi selesai di saat jam menunjukkan pukul 12 malam. Dan bazaar pun telah hampir selesai, saya masih mendengar sayup-sayup penampilan artis utama terakhir pada malam itu, ketika menuju ayah saya yang sudah menunggu hampir 3 jam. Jantung saya sangat berdebar selama perjalanan menuju tempat ayah saya menunggu. Akhirnya saya menemukan mobil ayah saya dan mencoba mengetuk. Saya lihat ayah saya tertidur di kursi mobil yang disandarkan. Ketika diketuk, ayah saya terbangun dan membukakan pintu. Malam itu, ayah saya berkata tidak ada lagi yang seperti ini. Setelah itu, selama perjalanan, ayah saya tidak memarahi saya dan tidak berbicara satu patah kata pun sampai kami tiba di rumah. Saya didiamkan. Dan keesokan harinya, saya tidak boleh keluar apalagi mengikuti bazaar hari ke dua sampai selesai.
Penyesalan memang selalu datang di akhir. Mengapa saat itu aku tidak memberanikan diri keluar. Mengapa saat itu saya tidak menuruti apa kata orang tua saya. Mengapa dan mengapa, banyak yang disesali. Tapi itu semua sudah berlalu, penyesalan berlarut tidak akan merubah keadaan. Yang bisa dilakukan sekarang adalah menjadikan itu semua menjadi sebuah pelajaran berharga.
Sudah cukup flashbacknya, kita kembali lagi ke cerita utama. Malam itu saya tidur kurang nyenyak. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi esok hari dalam menjalankan rencana saya. Teknis pelaksanaan ide gila tersebut juga saya pikirkan pada malam itu hingga sedetail-detailnya. Setelah semua selesai, saya baru bisa tidur dengan pikiran yang masih melayang-layang.
Keesokan paginya, saya bersiap ke sekolah seperti biasa. Saya diberi izin untuk mengikuti bazaar hingga pukul 5 sore saja pada saat itu. Apa? Pukul 5? Jam segitu mah belum mulai apa-apa, baru dimulai malah. Tapi ya sudahlah, toh sudah ada rencana yang tersusun rapi. Pagi itu saya mulai menceritakan semua masalah dan rencana saya pada seluruh isi rumah. Mulai dari keempat adik saya, pembantu saya, hingga nenek saya yang sedang sakit dan penjaganya. Yang tidak tahu tentu hanya ayah dan bunda saya. Saya mulai menceritakan semuanya kepada satu per satu dari mereka. Kurang lebih begini percakapan saya dalam membujuk mereka.
Saya     : “mba, teteh hari ini ada bazaar di sekolah. Teteh menjadi penanggung jawab kostum cabaret pada malam ini. Sedangkan biasanya cabaret tampil pada malam hari sekitar pukul 8 atau pukul 9 malam sehingga teteh pasti pulang malam. Belum lagi beres-beres setelah tampil, lalu evaluasi. Kemungkinan baru sampai rumah pukul 12 atau pukul 1 malam. Saya sebenarnya tidak diizinkan pergi oleh ayah saya. Jadi, jika ada yang menelpon atau ayah dan bunda mencari teteh bilang saja teteh sudah tidur atau sedang solat atau apa pun. Nanti teteh akan mengunci kamar, tapi dengan radio dan lampu yang menyala. Jangan bilang-bilang ya. Tolong. Nanti teteh pulang manjat pagar terus masuk lewat kamar tamu depan yang sedang ditempati nenek saya. Sekitar jam 5 sore teteh akan pulang dulu untuk menyetor muka dan menunjukkan bahwa teteh sudah pulang. Ketika maghrib, saat ayah dan bunda sedang solat di kamar, teteh akan pergi lewat kamar tamu yang sedang ditempati nenek. Jadi, ayah dan bunda menyangka teteh sudah ada di rumah dan tidak pergi kemana-mana. Tolong ya mba.”
Mba     : “iya neng”
Hal yang sama saya lakukan ke adik-adik saya. Saya ceritakan semua masalah dan rencana saya si “ide gila” itu. Adik-adik saya iya-iya saja mau membantu tapi tidak mau ikutan kalau sampai ketahuan dan terjadi apa-apa. Namun, ada satu adik saya yang nyeleneh. Dia mau membantu dan tidak membocorkan  jika diberi uang lima ribu. Karena terdesak, ya sudah baiklah saya berikan saja lima ribu itu ke adik saya. Astagfirullah banget deh ya Allah. Maafin saya banget yang nakal dan tidak nurut orang tua. Okey, urusan mba dan adik-adik saya sudah beres. Sekarang tinggal ke nenek yang sedang dalam pemulihan sakit stroke, kebetulan sedang dirawat di rumah saya. Kamar nenek tersebut adalah akses masuk saya ketika pulang nanti. Karena kamar itu merupakan kamar tamu yang terpisah dari ruangan utama. Dia memiliki kamar mandi sendiri dan nyambung dengan dapur dekat tangga ke atas yang menuju kamar saya.  
Saya memberitahukan hal yang sama seperti yang saya sebutkan di atas. Saya akan kembali sekitar pukul 12 atau pukul 1 malam. Saya jelaskan sejelas-jelasnya. Sangat jelas terlihat nenek saya sangat khawatir, tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena kasihan juga mungkin melihat cucunya dilema seperti itu. Beliau hanya berpesan hati-hati dan jangan sampai diulangi lagi. Beliau pun tidak mau bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa jika sampai ketahuan oleh ayah saya. Ah, sungguh tidak enak rasanya pada saat itu.
Setelah semuanya selesai dikomunikasikan, saya berlatih memanjat pagar. Pagar rumah saya adalah pagar besi yang lumayan tinggi, bunyinya sangat nyaring jika dibuka. Sangat kentara jika ada orang masuk yang membuka pagar. Maka dari itu saya berlatih apakah ketika sedang dalam keadaan terkunci, pagar yang sedang saya panjat menimbulkan suara atau tidak. Ternyata tidak. Saya bersyukur. Ya, semua persiapan sudah selesai. Saya siap pergi ke sekolah untuk menyelesaikan beberapa persiapan yang belum selesai untuk penampilan malam nanti. Tahun ini adalah tahun kepengurusan kabaret angkatan saya. Saya sedang duduk di kelas dua SMA. Walaupun tahun ini tahun kepengurusan saya, saya tetap bekerja sama dengan anggota kabaret angkatan di bawah saya. Bedanya hanya di tanggung jawab dan pembagian peran koordinator.
Di sekolah, saya menyiapkan seluruh keperluan kostum yang akan digunakan untuk malam nanti. Semua kostum sudah saya klasifikasikan dan ditempatkan sesuai peran yang akan dimainkan, sudah saya beri label juga untuk memudahkan. Saya cek berulang-ulang. Setelah semua selesai, saya menemui sahabat-sahabat saya di kabaret tersebut. Ada koordinator make-up dan properti. Saya ceritakan semua masalah saya dan rencana “ide gila” saya. Saya memberitahu mereka bahwa saya tidak diizinkan untuk mengikuti bazaar malam ini. saya hanya diberi izin mengikuti bazaar sampai pukul 5 sore. Setelah semua selesai diceritakan, saya menitipkan semua yang telah saya persiapkan tadi kepada kedua sahabat saya itu. Saya menunjukkan kostum-kostum yang telah diberi label peran dan sudah diklasifikasikan berdasarkan peran, saya menitipkan mereka untuk membagikan dan memberitahu pemain akan kostumnya yang telah disiapkan sebagai anisipasi jika rencana “ide gila” saya tidak dapat terlaksana karena ada hambatan atau sesuatu yang tak terduga di luar rencana. Setelah semua selesai, saya menjadi lebih tenang dan segera bersiap pulang untuk memulai menjalani rencana “ide gila” yang telah dipikirkan semalaman. Saya juga telah siap menerima apapun yang akan terjadi nanti. Baik “ide gila” tersebut dapat terlaksana atau tidak. Karena tugas dan kewajiban saya sudah saya titipkan dan saya delegasikan kepada sahabat-sahabat saya.
Saya sampai di rumah. Seperti yang saya perkirakan, di rumah ada ayah dan bunda, lengkap. Saya menyetor muka sebanyak-banyaknya. Saya mandi, saya makan, dan saya berusaha menunjukkan kepada kedua orang tua saya bahwa saya sudah pulang dan ada di rumah. Saya sengaja memakai setelan baju rumah untuk memastikan mereka bahwa saya tidak akan pergi kemana-mana lagi. Pokoknya sore itu saya banyak berinteraksi dengan ayah dan bunda.
Magrib tiba, saya bersiap ke atas menuju kamar saya, segera solat magrib. Setelah itu, saya menyiapkan baju dan tas ransel untuk pergi keluar. Baju yang akan saya pakai saya masukkan ke dalam tas ransel. Saya melihat keadaan, ketika ayah dan bunda sudah selesai berwudhu, dan bersiap solat di kamar, saya mulai menyalakan radio, mengunci kamar, dan bersiap keluar menuju kamar nenek saya. Saya rangkap pakaian rumah saya dengan jaket dan celana panjang. Kemudian saya pamit kepada nenek saya dan penjaganya. Saya minta doa kepada beliau semoga penampilan malam ini lancar, dan rencana saya bisa berhasil sampai saya kembali lagi. Dan saya pun keluar rumah dengan berlari sekencang-kencangnya tanpa melihat ke belakang. Rasanya kacau sekali saat itu, sangat tidak tenang, jantung berdebar sangat keras, takut, campur aduk. Saya terus berjalan menuju tempat naik angkot. Jantung saya terus berdegup kencang selama perjalanan sampai naik angkot dan terus begitu hingga sampai di sekolah. Saya langsung berlari menuju backstage tempat anak-anak kabaret berganti kostum dan bersiap-siap. Disana saya dipandangi heran oleh teman-teman. Pertiwi, kamu jadi kabur? Katanya kamu tidak boleh datang ke sini? Ternyata berita bahwa saya tidak boleh datang ke bazaar sudah tersebar. Saya tak kuasa menahan tangis ketika melihat kakak koordinator kostum angkatan atas saya. Saya memeluknya sangat erat sambil berlinang air mata. Rasanya, perasaan campur aduk selama perjalanan tadi tumpah dalam tangisan dan dekapan saat itu. Dengan bijak, dia berkata setengah berbisik kepada saya, “sudah, jangan terlalu larut dalam sedih. Kamu sudah memutuskan ini, kamu telah berkorban untuk ini sampai berani melakukan hal ini, jadi buktikan bahwa keputusan kamu ini tidak salah, LAKUKAN YANG TERBAIK MALAM INI agar pengorbanan kamu tidak sia-sia! Ayo, bantu yang lain dan kembali laksanakan tugasmu.” Seketika itu saya menjadi lebih tenang dan seperti terisi energi kembali. Saya bergegas membantu finishing pemakaian detail-detail kostum karena Alhamdulillah ketika saya datang para pemain telah mendapatkan kostum sesuai peran yang telah saya siapkan siang tadi sehingga saya hanya tinggal merapikan dan menambahkan detail yang sulit dilakukan mereka sendiri.
Kostum saat itu sangat memuaskan menurut saya, terasa pas sesuai peran dan bagus dipakai, pas dan cocok dengan pemainnya. Sesekali terdengar pujian dari alumni-alumni maupun teman-teman non kabaret yang melihat.  Senang sekali rasanya. Ah, terimakasih teman-teman, sahabat, yang telah membantu dan mengerti saya. Akhirnya, waktu penampilan kabaret pun tiba. Tepuk tangan penonton sangat meriah, tawa penonton riuh rendah dan sesekali menggelegar. Hal itu terus terjadi hingga akhir penampilan, menurut pandangan saya hampir semua penonton terhibur. Walaupun mungkin tidak semuanya tertawa lepas, saya melihat semua penoton tersenyum. Jika flashback lagi ke waktu setahun yang lalu, saya bersyukur karena tahun ini, kami, para anggota kabaret, bisa memperbaiki kesalahan dan lebih baik dari tahun kemarin. Rasanya itu sudah sangat cukup mengobati rasa campur aduk saya dan membuat saya merasa pengorbanan saya saat itu tidak sia-sia.
Waktu evaluasipun tiba. Seperti biasa dimulai dari para pemain, kesalahan-kesalahan teknis diurai satu persatu walaupun bukan termasuk kesalahan yang fatal, alumni pun memberikan evaluasi, tetapi suasana saat itu entah mengapa begitu hangat, cair, tidak sedingin dan setegang tahun lalu, walaupun pada awalnya sempat begitu. Saat akhir evaluasi, para alumni memberikan apresiasi kepada kami. Menurut mereka, penampilan kami malam itu cukup baik dan menghibur. Senang sekali rasanya. Alhamdulillah, ucapku dalam hati.
Setelah evaluasi selesai, saya mulai kembali tegang dan khawatir. Saya bingung bagaimana saya pulang, saya memang berencana untuk naik angkot karena angkot yang melewati rumah saya biasanya ada 24 jam. Sebelum pulang, saya dan teman-teman melihat stand kelas kami masing-masing yang ikut meramaikan bazaar tersebut. saya bertemu sahabat SMP saya dan menceritakan semua hal dan kekhawatiran saya malam itu, lengkap dengan pelaksanaan rencana “ide gila”. Ia khawatir bagaimana saya pulang, tetapi tidak juga bisa mengantar karena dia dijemput memakai motor. Dia sempat bilang, “wah, cerita kamu kaya film laga tiw. Seru dan menegangkan. Hahaha” “semoga tidak ketauan ya tiw, dan berhasil rencananya, hatihati di jalan.” “iya, makasih tarii.”. kamipun berpisah, dan saya bergegas pulang.
Jantung kembali berdebar. Ketika sedang berjalan menuju angkot, saya dipanggil teman kabaret saya yang sedang di dalam mobil. “mau kemana tiw?” “ya pulang lah” jawab saya “naik apa malem-malem gini? Sini udah ikut aja, dianterin” akhirnya saya naik mobil itu. Di dalam ada beberapa teman yang memang akan pulang bersama. Saya ditanya bagaimana kronologis kejadian, dan klarifikasi tentang kaburnya saya malam itu. Saya ceritakan semua, mereka hanya geleng-geleng kepala. Setelah sampai depan gang yang menuju rumah saya, degupan jantung saya semakin keras dan cepat. Saya pamit dan mohon doa kepada teman-teman saya agar tahapan terakhir “ide gila” saya dapat berjalan lancar dan sesuai rencana. Saya turun dari mobil dan berjalan menuju rumah saya. Sepanjang jalan itu, mulut saya tak henti-hentinya berdoa, saya takut ketahuan.
Saya sampai di depan rumah saya, saya sudah tidak mendengar suara apaun, baik suara tv maupun suara ayah bunda yang sedang mengobrol. Lampu pun sudah terlihat padam. Saya diam dulu di depan pagar, berdoa dan menenangkan diri. Setelah tenang dan siap, saya mulai memanjat pagar. Saya berhasil tanpa menimbulkan suara dan tidak terjatuh. Saya ketuk pelan kamar nenek saya, dan akhirnya saya dibukakan pintu oleh penjaga nenek saya. Nenek saya masih terjaga dan terus menerus mengucap syukur bahwa saya sudah bisa kembali dengan selamat dan tidak ketahuan. Beliau bilang bahwa dia tidak bisa tidur sebelum saya pulang karena tidak tenang dan terus khawatir. Maafkan saya ya nek. Setelah sampai, saya segera membuka rangkapan baju saya dan kembali memakai setelan rumah. Baju pergi saya masukkan dalam tas ransel dan saya masukkan ke dalam lemari kamar itu. Saya melihat keadaan dan segera berjalan cepat menuju kamar saya. Perlahan saya membuka kunci kamar, mematikan lampu, dan tertidur dengan nyenyak. Rasanya menakjubkan, senang, haru, syukur, tenang, dan bahagia, seru bisa melaksanakan rencana “ide gila” dengan lancar dan sesuai rencana.
Keesokan harinya, saat adzan shubuh berkumandang, ayah saya masuk ke kamar saya dan membangunkan saya, dengan mengucapkan “alhamd? alhamd?” saya menjawab sambil mengucek-ngucek mata dan berusaha bangun “alhamdulillaahilladzii ahyanaa ba’damaa amaatanaa wailaihinnusuur”.
Alhamdulillah ya Allah. Tanpa disadari, saat melaksanakan “ide gila” tersebut saya belajar mengenai kepemimpinan, pengambilan resiko, pemecahan masalah, dan keberanian. Dan mohon ampun sebesar-besarnya akan kenakalan dan ketidakpatuhan kepada orang tua karena dilemma akan tugas dan tanggung jawab yang saya emban pada saat itu. Yeah, something called “crazy idea!”.

Wednesday, March 9, 2011

puncak kekecewaan sama diri ini T_T

hari ini pitiw mulai meler-meler mau mplu.
pitiw telat masuk kuliah 1 jam lebih, itu tutorial, dan pitiw kebagian presentasi.
astagfirullahal'azhiim...
ini teguran keras mungkin.

SAYA BISA BERUBAH!

SAYA BISA ON TIME DAN MEMANAGE WAKTU DENGAN BAIK!

bismillaahirrohmaanirrohiim..
mampukan, kuatkan, luruskan niatan. BISA! :)

Monday, March 7, 2011

badan mulai protes

gara gara sering tidur malem, jarang makan teratur, pola hidup kacau, banyak yang dipikirin -----> badan mulai protes.
badan udah mulai negur buat lebih diperhatiin, dan dipenuhi hak-hakya. astagfirullah.

okey, baiklah. saya akan memulai untuk merubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang udah lama bertengger di kehidupan pitiw. walaupun susah, pasti bisa. if there is a will there is a way! yeah! dan pitiw akan berusaha mengganti kebiasaan2 buruk tersebut dengan membiasakan diri melakukan kebiasaan-kebiasaan baik. :)

yang ingin sekali dirubah sangat amat :
- TELAT -> ON TIME !
- makan sembarangan dan ga teratur -> makan teratur 3 x sehari
- jarang minum -> sering minum dan melakukan kebiasaan terapi air putih
- BOROS dan gatel pengen jajan -> HEMAT beli seperlunya sesuai kebutuhan dan liat keadaan keuangan jangan lebih besar pasak daripada tiang yang akhirnya minta tambah ke Bunda. gamaaauuuu!!!
- bangun siang dan tidur lagi abis solat shubuh dan susah dibangunin -> bangun pagi ga tidur lagi, bangun sendiri gausah dibangunin lagi
- tidur malem banget dan jadi suka tidur siang-siang -> tidur ga terlalu malem maksimal jam sebelas dan bangun subuh ga tidur lagi
- baca qur'an belang betong -> baca qur'an setiap hari konsisten sama artinya
- jarang solat tahajjud -> solat tahajjud minimal 1minggu sekali. plis aamiin bangeet. *godaan terberat. hhuu.
- serabutan ga terencana -> harus teratur terencana
- gampang teralihkan fokus dari tujuan utama -> FOKUS TUJUAN UTAMA, jangan ngelakuin sesuatu yang ga penting dulu sebelum tugas utama selesai. walaupun mikir ah, cuma bentar da, liat aja doang dll. JANGAN!
- gampang tergoda dan kalah sama hawa nafsu -> lebih tegas dan galak sama diri sendiri. berani melawan zona nyaman
- kacau bagi waktu -> bagi waktu yang bener
- kacau prioritas -> benerin prioritas
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAAARRRRRGGGGGGGGHHHHHH!!!!!!!!
banyak juga geningan.

bismillaahirrohmaanirrohiim . . .
laahaula walaa quwwata illaa billaah.

#Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelu kaum tersebut megubah keadaannya. (QS Arra'du : *ayatnya lupa)
SEMANGAAAAAATTTTTTT!!!!!!! :D

salam senyum pake hatiii.. :) pake <3

#pitiw yang lagi gaararenakbadan dan gaararenak rarasaan dan gaararenak pikiran. 
ini mosting dari labkom perpus fkg loh, lagi nunggu kuliah IPD. *penting abis. hehe. :p


Friday, March 4, 2011

hari ini . . .

akhirnya tadi ketemu ama fulkii.. ngobrolin macem2.
jadi mulai cinta tentang pengkaderisasian karena manfaatnya..
"memperpanjang mimpi" kita punya mimpi banyak, pengen memperbaiki ini, bidang itu, bagian itu, dll. tapi kita punya keterbatasan. baik waktu maupun tenaga. kenapa ngga kita cetak kader-kader aja yang bisa melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan mimpi tersebut. -by fulkifadhila fkunpad2008- 
ETA PISAAANN!! AAAAAaaaaaaaaaaaaaaa.. *heboh sendiri. terlalu girang dan bersemangat kaya nemuin apa gitu. -______-"


tadi ngajar anak SD kelas 6 buat UN pelajaran IPA. lupa lagiii.. gerak semu harian matahari, rotasi, revolusi, bumi, bulan, matahari, orbit, elips.


semua berawal dari keyakinan. kuatkan dulu fondasi, baru lanjut ke yang lain. :)
pendewasaan. pembinaan. syukur. gerak. konfirmasi. entry point. amanah. ibadah. kewajiban.
terimakasih dea untuk hari iniii. :D


alhamdulillah proposal LEBORA sudah di-ACC PD III! ^^
tinggal gerak dan matengin konsep.


salam semangaaatt! salam senyum pake hatii. :) pake <3


#pitiw yang lagi ngantuk pisan zzzzzZZZZ

Thursday, March 3, 2011

BULAN INI SUBHANALLAH BEGITU PADAT MERAYAP . . .

ada pelatihan hidup berkah gratis itu. yang tanggal 19-20 maret di bandung.
tapi ini bentrok ama LEBORA, acaranya PSDMO yang udah disusun dari kapan taun. hhuuuu.. T_____T
dan di tanggal itu ada kunjungan dari BEM FKG UI.
dan tadinya di tanggal itu bakal ada LATO JMKI juga, tapi setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya LATO maju menjadi tanggal 13 maret. alhamdulillaah. :)
tanggal 15 ada stukom ke faperta.
ada jadwal persiapan LEBORA.
ada kepanitiaan denfest baru dengan amanah tantangan baru, Trading n Sponsorship. bismillaah. :)
ada chatmeet psmkgi, hihii, gasabar deh kaya gimana ya chatmeet sama anak2 fkg se-Indonesia. *ga seIndonesia banget juga kaliii. hehe.
ada nikahan mang Irsal sodara dari sindanglaka yang sekolah di mesir.
ada ke rumah mentari.
ada makalah dan ppt dan presentasi dsp-7.
ada kepanitiaan LDKO.
ada pembentukan dan lokakarya panitia PAB.
ada wawancara pemilihan calon ketua PAB.
ada edutrain.
ada pembinaan.
ada masak bareng.
ada persiapan dan pembukaan porsenang.
ada formas.
ada ngerjain pernak pernik buat RTM fosikagii.
ada ekstraksi yang udah lewat, mengawali bulan maret.
ada banyak lomba cerpen.

pengen nuntasin la tahzan for students.
pengen mulai ngafalin juz amma + artinya.
pengen bikin uang kas keluarga sama adik2kuu, biar bisa main bareng di akhir bulan bareng2.

waaaa.... ya Allah, kuatkan, mampukan, lancarkan, ikhlashkan, luruskan niat, sehatkan, manfaatkan, ridhoi, bimbing selalu, lindungi selaluu.. aamiin. :")

#bismillaahirrohmaanirrohiim.
pitiw yang lagi bersemangat dan banyak kegiatan, semoga tidak ada yang sia-sia dan bisa amanah di setiap tanggung jawab yang dipikul. aamiin.

ini ada sms bagus.
"sesungguhnya dia yang mengujimu dengan sedikit masalah adalah dia yang selama ini membanjirimu dengan lautan nikmat. maka berbaiksangkalah kepadaNya. jika beban yang kau rasa saat ini begitu memberatkan punggungmu, BERBAHAGIALAH! karena Dia telah percaya punggungmu akan kuat memikulnya. jika saat ini harapanmu tak terwujud, BERBAHAGIALAH! karena Dia telah percaya kita akan tegar menerimanya. maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?" astaghfirullaahal'azhiim.

semangat semangat semangaaaaaaaaaattttttt!!!
salam senyum pake hatiii. :) pake <3