Friday, November 1, 2013

Sakinah Mawaddah Warohmah

JUARANEWS – Keluarga Sakinah, Mawaddah wa Rahmah(Samara) adalah sebagai tanda kekuasaan Allah. Keluarga Samara itu terwujud adalah kuasa Ilahy, tetapi manusia diwajibkan untuk mengusahakannya. Keluarga Samara terbentuk adalah kehendak Ilahy, tetapi manusia wajib merencanakannya. Firman Allah Ta’ala: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar-Rum (30) ayat 21)
Keluarga Sakinah
 
Sakinah artinya adalah ketenangan, ketentraman, kedamaian, kenyamanan. Keluarga Sakinah adalah keluarga yang dimana seluruh personil terutama suami dan istri saling member kenyamanan kepada pasangannya, sehingga tumbuh dan berkembang hubungan yang saling menentramkan dan tercipta keharmonisan rumah tangga.

Mawaddah artinya adalah ketertarikan atau kecintaan yang mendalam. Dimana suami dan istri membangun rumah tangganya dengan didasari oleh saling mencintai

Sementara Rahmah adalah kecintaan yang abadi. Yaitu kecintaan yang dibangun oleh suami istri bukan hanya sebatas didunia tetapi kecintaan yang tembus hingga akhirat.

Akan tetapi Sakinah, Mawaddah dan Rahmah bukanlah terminology yang bebas nilai atau netral, tetapi terminology yang syarat nilai. Allah SWT menggambarkan keluarga Sakinah itu misalnya dengan keluarga Ibrahim.

N. Ibrahim dengan istrinya Hajar, adalah profil pasutri yang sakinah. Lihat ketika Ibrahim AS mencanangkan Makkah sebagai Baladan Amina , yaitu negri yang aman, tentram dan diridhai Allah (QS Al-Baqarah ayat 126). Dan untuk kepentingan perintisan dakwah dinegri tersebut, perlu di tempatkan kader terbaik. Rupanya pilihan justru jatuh kepada Istrinya sendiri, Hajar, yang baru saja melahirkan seorang anak yang sudah lama diidam – idamkan Ibrahim AS. Padahal saat itu Makkah masih berupa lembah tandus yang mengerikan dan Siti Hajar baru saja melahirkan (QS Ibrahim ayat37).

Apa yang terjadi?. Ibrahim dengan tenang memilih Siti Hajar istrinya sendiri yang baru saja melahirkan, yang justru ditugaskan oleh Ibrahim AS sendiri sebagai Pimpinan Umat Islam pasa masa itu, di lembah yang mengerikan.

Tidak ada pemberontakan, tidak ada penolakan, tidak ada keluhan dari Siti Hajar yang masih lemah secara pisik maupun psikis selepas melahirkan. Inilah profil keluarga yang sakinah, keluarga yang tenang dan harmonis dalam menunaikan tugas pengabdian (ibadah). Saling mendukung, saling mensupport dalam menunaikan tugas pengabdian. Walaupun dengan demikian Siti Hajar harus berpisah sementara belasan tahun, dengan Ibrahim AS, karena misi pengabdiannya yang sebangun.

Sakinah adalah keluarga yang tenang dan harmonis dalam menjalankan tugas pengabdian (ibadah). Suami tenang dan nyaman menjalankan tugas ibadahnya karena didukung disupport oleh istrinya. Begitupun sebaliknya, Istri begitu nyaman dalam menjalankan tugas ibadahnya karena didukung oleh suaminya.

Oleh karena itu maka Keluarga Sakinah mempersyaratkan suami maupun istri yang masing masing memiliki Jiwa yang muthmainnah, yaitu jiwa yang tenang dan stabil dalam menjalankan tugas ibadahnya dan Istiqamah (konsekwen dan konsisten) dalam beribadah.

Membangun keluarga yang sakinah berarti perjuangan mengedukasi diri (pasutri) menuju jiwa yang mutmainnah dan langkah yang istiqamah. 

*noted* 

source : http://juaranews.com/insight/keluarga-sakinah-mawaddah-wa-rohmah-bagian-1.html

No comments:

Post a Comment