Friday, July 29, 2011

trans studio bandung #edisi foto

ini oleh-oleh dari studiofoto transstudiooo..
di foto ini ada nunu (dia temennya sepupu pitiw. dari pekabaru. baru kuliah di FTSL ITB, kelahiran taun 96, it means baru 15 taun aja laaah..) terus dida (sepupu pitiw. lahir di bandung tinggal di pekanbaru. baru kuliah di Arsi UI, kelahiran taun 94, tetep aja masi mudaaa, teenageerrs. haha) dan satu lagii, ya pitiw..... yang baik hati cantik jelita. *tumben banget narsis. ini pasti bukan pitiw yg ngepost. hahaha. (pengalihan, :p)

this is iiittt!! *ala farahqueen. ;)


ceritanya ini pake gaya "ya eeeee!" yg OVJ. hahaha, si mas2 fotograferna aya2 wae. maap2 aje kalo ekspresinya rada too much alias to the o to the ver, OVER!. hehe.

trans studio bandung #edisi pamer

pitiw udah ke transstudio bandung looohhh!
-----------------------------------------------------------------------------------
selesai.

*kan ceritanya pamer. hehehe.
astagfirullooh, heureuy ya Allah.

informasi

pitiw baru nyadar kalo pitiw belom ngasitau perubahan tempat kkn.
bisi yang baca sempet bingung. haha, naon.
waktu itu tempat kkn-nya masi maroko! di post di sini

tapi karena adanya musibah banjir bandang di kecamatan cibalong tempat beradanya desa maroko, dan karena adanya wabah malaria, akhirnya tempat kkn pitiw dipindahkan ke kecamatan Cikajang, desanya KARAMATWANGI!

-sekian sekilas info, terimakasih-

judul sekeripseehh!!

morniiiinnngg!!
*tumben pisan pagi2 gini udah ngeblog.

mau ngeshare usulan judul skripsi yang baru tadi pagi jam5an lebih dikirim ke ketua angkatan. yang mana usulan judul ini akan dipertimbangkan oleh pd1 dan tim dosen lain yang berwenang untuk bisa disetujui atau tidak sama sekali dan bisa saja kita diberi judul bukan dari usulan yang kita kirim melainkan judul dari teman kita atau judul yang telah disiapkan dosen. yeaah, let's see!

sebenernya pitiw belum kepikiran sama sekali ttg judul sekeripsi. pitiw ga terlalu aware sama masalah-masalah kedokteran gigi, ga terlalu update dan kritis, jadi gatau fenomena apa aja yg lagi in, dan permasalahan apa yg lagi trend dan mencuat untuk diatasi segera. atau menarik untuk diteliti.

tapi tapii,, sempet sih kepikiran tentang beberapa topik secara umum. yang menarik perhatian pitiw, diantaranya kasus yang sering terjadi kaya impaksi dalam bahasa yang lebih sederhananya adalah gigi geraham bungsu yang tidak bisa keluar yang menyebabkan rasa sakit dahsyat karena gigi tersebut menekan gigi tetangganya mencari jalan keluar. laluu, tentang dokter gigi keluarga, pengen tau lebih jauh tentang ini. soalnya ini baru ada programnya. sempet sih kepikiran tentang keteladanan orang tua dalam menimbulkan kebiasaan menjaga kebersihan gigi mulut pada anak. tapi ini bingung. bingungnya di sampel dan tolok ukur sebagai indikatornya. *ngomongapaurangsebenernya. hahaha. :p terus tentang efek buruk pemasangan behel oleh tukang gigi..

setelah tadi pagi jam 3 lebihan pitiw baru bangun dan searching-searching di google, dan mikir juga, dan nyoba ngebuka imel angkatan buat liat contoh judul skripsi fkg unpad yang ada sampai taun 2008 dan ternyata si filenya ga bisa kebuka menyebabkan pitiw angkat tangan dan leuleus sementara, akhirnya beberapa judul telah berhasil dibuat. ini diantaranya :

- Prevalensi staining gigi pada mahasiswa unpad yang merokok atau prevalensi karang gigi pada mahasiswa unpad yang merokok (usulan dari gegeb, temen kkn, anak fk. thankyouuu bu dokteell. ^^)

- prevalensi kasus impaksi pada mahasiswa unpad suku sunda/ pengaruh ukuran rahang dengan kasus impaksi pada mahasiswa unpad suku sunda

- penyakit-penyakit dan kelainan gigi dan mulut yang ditimbulkan oleh pemasangan ortho fixed oleh tukang gigi di kota bandung

- efektifitas penerapan program dokter gigi keluarga

- faktor-faktor yang mengakibatkan karies di antara gigi I1 rahang atas dan bahan tambal yang sesuai untuk restorasinya

yaaah, itulah usulan judul skripsi yang diajukan. semoga nanti mendapat judul yang sesuai, dimudahkan, dilancarkan, dan dimampukan dalam prosesnya sampai penyelesaiannya, bermanfaat hasilnya, dan sebagai salah satu sarana ibadah juga *HARUS*. aamiin. aamiin ya Allah ya Robbal'alamiin..

selamat datang semester 7, selamat datang skripsi, selamat datang kehidupan klinik (co-ass), selamat datang bulan ramadhan!! 

semoga jiwa raga akal hati pikiran harta fisik psikis siap maksimal dalam menjalankan perannya di bulan ramadhan dalam rangka pengabdian dan ibadah buat yang ngasih kesempatan ke pitiw bisa menjalani ramadhan *GR, semoga disampaikan ke bulan ramadhan* aamiin.

jauh-jauh males, jauh-jauh kesia-siaan, jauh-jauh nunda-nunda, jauh-jauh telat!!! hush hush!! syuh!
deket-deket rajin, deket-deket kebermanfaatan, deket-deket bersegera, deket-deket disiplin!!! sini sini siniii.. :) 

TOTALITAS, KOMITMEN, TULUS, IBADAH, MENIKMATI!


semangaaaaaatttt!!!!! :D :D :D

salam senyum pake hatii.. :) pake <3

Wednesday, July 27, 2011

Oleh-oleh KKN! "Kilau Pesona Desa Emas Karamat Wangi"

ini tugas essay hasil rangkuman pemetaan wilayah dan sosial desa yang kita tinggali pas KKN. tugas ini tugas pribadi. keadaan umum desa secara garis besar dari sudut pandang pitiw terangkum di sini. enjoy it! selamat berjalan-jalan sejenak ke desa KARAMAT WANGIII!! :)

Tak terasa sudah hampir satu bulan lamanya saya berada di sebuah desa yang begitu asri. Suasana yang tenang, tentram, dan cuaca yang sejuk membuat saya betah berada di desa ini. Meskipun perjalanan menuju desa ini  sangat berliku dan jauh dari pusat kota dan pusat kecamatan yang merupakan pusat keramaian, pemandangan alam yang sangat indah yang membentang luas dan menyejukkan mata hadir menemani perjalanan berliku tersebut. Hamparan kebun teh, gunung-gunung, tebing, lembah, lahan pertanian, dan pepohonan di pinggir jalan yang begitu hijau dan menyejukkan berpadu dengan birunya langit dan pancaran sinar matahari membuat siapa saja bisa menikmati perjalanan menuju desa ini dan mensyukuri kebesaran Sang Pencipta. Apakah gerangan nama desa itu dan dimana letaknya? Izinkan saya menceritakan dan sedikit berbagi  pengalaman saya mengenai desa yang sudah saya tinggali selama kurang lebih satu bulan ini.

Desa asri ini bernama Karamat Wangi, baru berdiri selama kurang lebih tujuh bulan. Sebelumnya, desa ini bersatu dengan desa Cipangramatan, kemudian dimekarkan menjadi desa yang berdiri sendiri karena luas desa Cipangramatan sebelumnya yang terlalu luas. Desa Karamat Wangi berada di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.  Kita bisa menjumpai desa ini dalam perjalanan menuju pantai Pameungpeuk, salah satu tempat pariwisata yang terkenal dari Garut. Pantai Pameungpeuk tersebut terkenal juga dengan sebutan Cilaut Eureun.

Desa Karamat Wangi mungkin masih belum banyak dikenal orang, bahkan oleh warga Garut sendiri. Hal ini disebabkan masih barunya umur desa ini dan belum banyak orang mengetahui bahwa desa ini merupakan desa pemekaran dari desa Cipangramatan. Namun, ketika kita menyebut Cihideung, pasti orang-orang langsung mengenalnya dan menanggapi dengan “muhun, eta nu aya tambang emas tea nya, cihideung, nu caket badega.” Begitulah kurang lebih tanggapan masyarakat mengenai Cihideung. Daerah pertambangan emas yang terkenal di Garut, terutama Garut Selatan. Beritanya bahkan sampai ke Tasikmalaya. Begitu Fenomenal.

Nah, kebetulan saya mendapat tempat tinggal di Kampung Cihideung ini, si julukan Kampung Emas, dimana terdapat plang desa serta kantor desa sementara.  Tempat tinggal yang saya tempati di desa ini dekat dengan jalan raya dan pemiliknya merupakan putri dari salah satu penambang emas. Jadi, saya tidak usah jauh-jauh mencari untuk bisa mendapat informasi lebih mengenai hal ini.

Kita kembali sebentar ke keadaan ketika saya pertama kali sampai di desa ini. Saya ingin menyoroti akses telekomunikasi yang ada di desa ini. Dari mulai di perjalanan, sekitar 15 menit menuju desa Karamatwangi, saya sudah kehilangan sinyal. Dan di rumah tempat saya tinggal pun sama sekali tidak ada sinyal. Jika ingin mendapatkan sinyal, saya harus berjalan ke jalan raya dan naik ke sebuah rumah yang agak tinggi menghadap ke mesjid yang sedang dibangun. Di tempat itupun sinyalnya sangat minim, kadang hilang timbul. Beruntung di rumah tempat tinggal laki-laki ada sinyal. Itupun hanya di beberapa tempat saja, tidak di semua tempat dan hanya dua macam provider saja yang sinyalnya sampai. Jika ingin tetap aktif dan agar bisa tetap menerima sms atau telpon, hp harus disimpan di jendela. Pengalaman yang luar biasa, dimana biasanya sinyal sangat banyak dan tidak pernah menjadi masalah. Ternyata, hal ini juga merupakan salah satu keluhan warga yang disampaikan ketika kami ramah tamah dengan para tokoh masyarakat dan petinggi-petinggi desa ini pada saat awal-awal kami tinggal di desa ini.

Ya, itulah kurang lebih kesan pertama saya mengenai desa ini. Mengenai pertambangan emas dan sinyal. Oiya, ada satu lagi hal yang menjadi kesan pertama ketika awal saya menginjakkan kaki di desa ini. “Jamban” yang ada di atas kolam. Hwaaa, saya tidak bisa membayangkan jika saya harus mandi dan buang air di sana. Jamban itu tidak sampai menutupi kepala saya. Dan tidak ada kuncinya. Belum lagi papan yang renggang. Itulah potret kamar mandi di desa ini. Beruntung, kamar mandi yang ada di rumah tempat tinggal saya di desa ini sudah berada di dalam rumah. Namun, yang mengherankan, kotoran yang dibuang dari kamar mandi tersebut tetap berakhir di kolam atau biasa disebut “balong” yang berada di belakang rumah. Jadi, tetap saja jika setelah buang air besar, kotoran-kotorannya mengambang di atas balong sebelum akhirnya dimakan ikan-ikan. Hiiii.. Warga desa ini belum mengenal septic tank, apalagi memilikinya! Dari gambaran tersebut, dapat dibayangkan keadaan sanitasi di desa ini.

Sekarang, saya ceritakan tentang kegiatan pendidikan agama atau biasa disebut madrasah. Ketika sedang mencari sinyal di dekat mesjid, anak-anak yang akan mengaji bergerombol dan dengan malu-malu mencoba mencari perhatian kami lalu mendatangi kami dan bertanya siapa kami dan darimana asal kami. Saat itu kami ngobrol-ngobrol, mereka sangat excited. Saya bertanya kepada mereka sedang apa mereka di sana. Ternyata mereka sedang menunggu waktu untuk mengaji di madrasah yang dilaksanakan setelah maghrib. Saya jadi teringat pengajian seperti itu yang berada di dekat rumah. Dari saat itu, saya dan anak-anak madrasah tersebut mulai saling kenal dan dekat. Mereka memiliki suara yang merdu dengan nada yang bagus ketika membaca Al-Quran, dan pandai bersholawat dengan berbagai macam jenis dan langgam. Ternyata kedua hal itu, mengaji dengan dinyanyikan dan sholawat, memang menjadi salah satu materi yang diajarkan di madrasah tersebut dan salah satu pelajaran favorit mereka.

Kita lanjut ke kegiatan pendidikan formal. Di desa ini hanya terdapat 6 sarana pendidikan yang terdiri dari 3 PAUD, 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD, dan 2 Sekolah Dasar. Semua sarana pendidikan tersebut serba sederhana. Tidak ada sarana sekolah lanjutan setelah Sekolah Dasar sehingga banyak anak-anak desa ini yang putus sekolah, hanya lulusan SD. Yang paling memprihatnkan adalah kegiatan KBM di MI. Siswa-siswa MI tersebut hanya diajar oleh satu orang guru dan itupun sukarelawan, tidak dapat dibayangkan betapa repotnya. Kesimpulannya, tingkat pendidikan warga desa ini rendah.

Selanjutnya kita tengok aktivitas keseharian warga yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Pada paragraf-paragraf awal sudah saya jelaskan sedikit mengenai pertambangan emas di desa ini. Mari kita bahas secara mendetail di sini. Potensi emas yang ada di desa ini awalnya diketahui setelah beberapa kali ada para peneliti yang meneliti tentang adanya kandungan emas di desa ini. Akhirnya pada tahun 2009, ditemukanlah emas tersebut. Kabarpun menyebar. Warga yang tertarik mulai mendalami profesi baru ini, dan memutuskan untuk menjadi penambang emas. Puncak ramainya kegiatan pertambangan emas di desa ini adalah pada tahun 2010. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, kedaan ini sangat fenomenal dan cepat menyebar. Banyak pendatang yang mencoba peruntungannya di desa ini. Warga desa ini pun terkena dampaknya, kegiatan perekonomian di desa ini berkembang. Tingkat pendapatan warga desa ini pun meningkat, terutama bagi warga yang tanahnya mengandung emas, yang digali oleh para penambang emas. Sempat saya mengobrol dengan salah seorang warga, ia merupakan kakek dari salah satu anak madrasah yang bertemu saya pada saat mencari sinyal. Beliau menceritakan mengenai kegiatan pertambangan emas itu. Awalnya beliau hanya supir tengki sawit antar propinsi yang memiliki pendapatan hanya sekitar delapan ratus ribu sebulan. Setelah beliau mengetahui potensi emas tersebut, ia pun memutuskan untuk mencoba profesi baru itu. Dan ternyata menghasilkan. Selama satu tahun, yaitu ketika puncak ramainya kegiatan pertambangan emas, beliau dan keluarga besarnya bisa menghasilkan uang sebanyak kurang lebih 1 miliar. Beliau bercerita bahwa ia bisa membeli satu unit mobil, membeli rumah di cikajang, dan membangun rumah. Memang, pada awal-awal ramainya pertambangan emas, satu keresek besar batuan bisa menghasilkan beberapa ratus gram emas senilai puluhan juta. Menakjubkan. Subhanallah! Jauh sekali dari hasil yang beliau peroleh sebelumnya. Namun sayangnya, pertambangan emas saat ini sudah mulai sepi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan warga tentang lokasi-lokasi tempat beradanya emas dan faktor preman yang sudah menjamur di dekat pertambangan. Karena proses penggalian lubang yang masih konvesional, banyak peambang yang terkubur di dalam lobang dan ada pula yang keracunan oleh gas alam yang ada di dalam lobang. Nah, itulah salah satu pengalaman dari seorang kakek penambang emas.

Aktivitas ekonomi desa ini tentu bukan itu saja. Pertambangan emas hanya digeluti oleh sebagian kecil warga saja yang ada di dekat jalan raya, lubang galian, dan sekitar dusun I dan III. Sebagian besar warga bekerja sebagai buruh di pabrik teh dan pemetik teh. Selain itu, banyak juga warga yang berprofesi sebagai petani, peternak, pemerah susu, dan berwirausaha dengan membuka warung. Namun, sayang sekali lahan pertanian dan ladang yang begitu luas itu belum dimanfaatkan secara maksimal.

Terakhir, kita bahas tentang pola hidup bersih sehat dan tingkat kesehatan warga desa ini. Dari gambaran MCK yang saya ceritakan sebelumnya, sudah tergambar keadaan pola hidup bersih warganya. Selain keadaan MCK, tingkat pola hidup bersih yang kurang juga terlihat dari tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir sehingga sampah-sampah rumah tangga warga desa ini dibuang ke sungai. Tenaga medis di desa ini juga sangat kurang. Hanya ada satu bidan untuk seluruh warga desa Karamat Wangi yang terdiri dari 3 dusun yang sangat luas. Oleh sebab itu, banyak ibu hamil yang anaknya tidak selamat dalam proses melahirkan karena jarak yang jauh ke bidan serta akses yang kurang memadai.

Begitulah kurang lebih pengalaman saya di desa Karamat Wangi yang namanya berasal dari sumber air keramat yang berada di desa ini. banyak sekali pelajaran yang saya bisa ambil dari aktivitas dan kegiatan di desa ini, dari warga, dan potensi desa ini. Tidak lupa teman-teman KKNM yang senasib seperjuangan yang sama-sama belajar bersama masyarakat desa ini, saya banyak belajar dari mereka dan dari kebersamaan kami dalam satu bulan ini.

Jika saya bisa memberikan rekomendasi dan gagasan untuk kemajuan desa ini, saya akan mencoba merekomendasikan untuk meningkatkan akses telekomunikasi di desa ini dengan pembuatan tower. Agar komunikasi warga desa ini dengan warga desa lain dan kota lain bisa lebih lancar. Selain itu, saya merekomendasikan untuk diadakan penyuluhan dan pelatihan pembuatan septic tank bagi warga desa ini agar sanitasi menjadi lebih baik. Perbaikan akses dan sarana pendidikan serta motivasi untuk melanjutkan sekolah perlu dilakukan. Workshop mengenai pertanian dan pemanfaatan lahan juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa ini agar bisa lebih produktif. Selain itu, potensi besar pertambangan emas juga bisa lebih dimaksimalkan secara profesional dengan adanya penasihat atau pembimbing dari tenaga profesional yang ahli mengenai pertambangan emas sehingga pertambangan di desa ini bisa lebih terarah, aman, dan profesional. Mungkin hanya itu saja saran dan rekomendasi bagi kemajuan desa ini  yang bisa saya berikan berdasarkan hasil pengamatan dari pengalaman saya selama berada di desa ini. Semoga warga desa ini mendapatkan manfaat dari kehadiran kami di desa mereka. Terimakasih untuk satu bulan penuh kehangatan, pembelajaran, makna, dan pengalaman KARAMAT WANGI! Sampai jumpa Karamat Wangi yang lebih maju dan makmur! Semoga desa ini selalu dilimpahkan berkah oleh Sang Pencipta yang Maha Kuasa. Aamiin. :)

Monday, July 25, 2011

syndrome pasca KKN!

assalamu'alaikuum..
alhamdulillah lah nemu blog lagiii.. kangen pisaaann. :_) *terharuu
helooo efribadeeeeehhh!!! apakabar?? maaf ya ditinggal lamaa.. *haha. soiye.
kemarin pitiw baru aja terdampar di suatu desa yang miskin sinyal. jadi internet sangat sulit untuk diakses. :(
pitiw baru saja menyelesaikan KKNM - Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa.
tempatnya di Desa Karamatwangi - Kecamatan Cikajang - Kabupaten Garut !
it was so so amazing, incredible, and unforgetable experience!!! MENGESANKAN!
banyak banget cerita, kalo dijabarin semua bisa jadi satu buku meureun.. haha
pitiw aja sampe punya buku khusus buat nyeritain semua kejadian selama KKN, walaupun cuma berhasil konsisten dikerjain selam 20 harian. hehe. sampe dibilang aneh, autis. waee. biariinn. :p

cerita tentang profil desa ntar pitiw jabarin deh yaa,, pitiw copy dari tugas essay yang ditugasin buat semua anak sebagai tugas individu.. tapitapiiii datanya lupa pitiw back-up soalnya dikerjainnya di laptop temen. pokonya as soon as possible pitiw posting setelah filenya berada di tanganku. hadooohh, naon deui. -_-"

banyak pisan lah pembelajaran yang didapet. subhanallah. intinya pengenalan karakter, saling menghargai, saling mengerti, mengenal kondisi masyarakat sebenarnya, belajar melihat keadaan secara realistis, punya kebiasaan baru selama sebulan, menikmati keindahan alam yang subhanallah masi asri pisan, dapet banyak hal baru, banyak pisaaann pokonyaaa.. alloohu akbar!! :D

terus naha judulnya sindrom pasca kkn??
jadi begini sodarasodaraaa.. sini sini pitiw coba ceritain yaa tentang keadaan kkn. jadi tuh kita itu selama kkn tinggal bersama 15 orang dan berkumpul bersama untuk beraktivitas dengan 24 orang (setelah digabung sama cowo).. dimana itu sangat banyak dan ramai bukan orangnya??
laluu,, setiap pagi, siang, malam, kita sampe punya kebiasaan.. yang rutin dijalanin..
misalnya pagi-pagi bangun dalam keadaan banyak orang, trus nyari makanan ke dapur, lanjut piket masak, ngumpulin orang buat makan dan bilang "makanan udah siaaapp!!" abis gitu ngantri mandi, terus beraktivitas ada yang main game di laptop, nonton dvd, beres-beres, atau ngerjain program, dilanjut malem2 evaluasi kegiatan hari itu + ngerencanain kegiatan besoknyaa, maen kartu uno, gebrakan, maen bekel, cerita di spot favorit (meja makan pojok dapur), curhat malem, beauty class, kelas tari india dan segudang aktivitas lainnyaa... -ini baru dari satu sisi-

sisi yang lain adalah bahasa-bahasa yang hip bgt di antara anak-anak kkn.. misalnya kalo ada yang nanya, "kamana mang?" jawabnya "ka balong!" pake logat sunda yang mengayun gimana gitu. trus logat anak2 yang jadi trendsetter dan ditiruin anak2, kaya "morniiiiinngg!!!" pake suara cempreng ala prisil, "hadoooohh!!" dan "O God!!" pake suara bulet dan dalem ala poulo *nama orang. trus nada me ning gal -nya bara, gaya to the to the misal : to the gan to the deng, GANDENG! to the oh to the my to the God, OH MY GOD! gaya akyu kamyu-nya ramdiii, gaya "hellooo, udah ngomongnya?" ala nun. haaaa, banyak pisan!

belum lagi hal-hal lain kaya garingnya si pale, yang suka ditepuk garingin sama tepuk diam, terus ngajak main jijis, disampeur anak-anak, makan di mang eden (tempat makan ayam kampung goreng ato bakar), ngobrol ama si teteh yang punya rumah, ciyaaatttnya jijis (anak si teteh yg punya rumah), agi teeehh agiii,, maen teeh, doooyyy (door gaya anak2 yg masi cadel), trus mau ke teteeh, teteh jijiiiss, terus belanja ke pasar, naek elf, naek colt buntung, fenomena ga ada sinyal sampe harus nyari2 kalo mau smsan ato telfonan, kebersamaan, dll.

hal-hal tersebut rutin dilakuin selama 1 bulan. sekali lagi RUTIN!

nah, bagaimana keadaannya ketika kebiasaan yang RUTIN itu tiba-tiba hilang karena masa KKN yang telah habis dan anak2 udah pada pulang ke tempatnya masing2. dimana di rumah itu kita tidur di kamar sendiri, terus dimasakin, sinyal ada terus, pas bangun udah ga di desa lagi, sepi.

nah, itulah sindrom pasca kkn. pitiw juga ngalamin lah 2 hari ini. asa linglung gimana gitu. belum biasa lagi. masi kebayang-bayang terus suasana dan kebiasaan di desa. Pas bangun teh asa mikir dulu ini dimana. pas mau makan asa inget masak dan suasana kkn, berasa ada yang hilang. ya kebiasaan yang rutin tadi. status2 fb, bbm, pada galau kkn. banyak banget. ada yang nulis kangen, ada yang flashback ke masa2 kkn, gitu deh pokonya.. alhamdulillaah pitiw sih setelah tadi jalan-jalan ke fkg dan ketemu anak2 fkg lagi jadi mulai tersadarkan. "hellooo,, elo udah di bandung lagi dengan segudang amanah dan kerjaan yang harus dikerjain, banguuunn!! udahan linglungnya, bergeraaakk!!!"

boleh aja sedih dan sindrom pasca kkn, wajar banget. tapi gabaik kalo berlarut2 juga. galau terus2an yang bikin ga produktif. toh memang itu fase yang musti dilalui. itu mah udah kejadian dan ga bisa keulang lagi mau digimanain juga. cuma bisa dikenang dan diambil pelajarannya. sekali lagi, cuma butuh waktu untuk membiasakan diri kembali ke kehidupan kita yang biasa dan sebenarnya, lepas dari rutinitas dan kebiasaan kkn.

gitu deh kkn dengan berjuta warna dan cerita! pokonya to the SE to the RU, SERU! subhanallah pisan pengalamannya..

i love you kknm karamatwangii familyy.. mmwwah. :*

astagfirullooh, wallohu'alam bishshowab.
semoga tetap bisa bermanfaat curhat cerita gajelas ini. bisa dibilang share pengalaman sih lebih gayanya mah. haha.

dadaaaahhh..
salam senyum pake hatiii.. :) pake <3
*kangen pisan lah bilang inii.. :")

sekarang pitiw sudah siap kembali beraktifitas di kehidupan dan aktifitas sebenarnya.
syndrome pasca kkn pitiw, SELESAI!

bismilaahirrohmaanirrohiim.
alhamdulillaahirobbil'aalamiin. :)

makasih pisan ya Allah buat semuanya. :*