Friday, February 17, 2012

me ni kah

akhirnya posting topik ini juga setelah pernah mosting pengen bahas tentang nikah.
~ ~ ~


well guys, menikah itu sunnah Rasul, menikah itu menyempurnakan dien. *haditsnya lupa, bisa dicari sendiri aja. sounds familiar tapi kan yaa? hehe.


sering banget dapet pertanyaan-pertanyaan "kapan nih nyusul" pas gendong sepupu-sepupu yang masi kecil "udah cocok tuh kayanya, kapan atuh?" dan pertanyaan2 lain semacam itu setelah menginjak umur 20 tahun ke atas. bisa dibilang era twenty something. hal ini menjadi lebih intens ditanyakan ketika saudara sepupu yang sepermainan (baca: hampir seumuran) sudah hampir semuanya menikah. *gitu juga ga sih kalian?? #cari temen senasib


kondisi di keluarga besar pitiw, perempuan itu emang rata-rata umur menikahnya adalah sekitaran 20-23 tahun. dan saat ini pitiw berada di kisaran itu. jadi sangat wajar muncul pertanyaan-pertanyaan begitu, terkait erat tentang budaya yang telah melekat sejak lama.


yang jadi masalah adalah pitiw terlihat cuek akan hal ini. dan pitiw emang ga ngenal istilah pacaran. jadiii, yang khawatir malah tante-tante pitiw, gemes katanya. bahkan bunda sempet ikut-ikutan dan menyarankan untuk memiliki "pegangan". huf. saking gemesnya udah pada mau main ngenal-ngenalin aja sama yang menurut mereka qualified. hhmm, baiklah ini jadi lebih ke sesi curhat sepertinya. sorisori.


nah, sekarang yang mau pitiw bahas adalah tentang konsep menikah. entah persepsi pitiw yang terlalu menuntut idealisme ato gimana yang jelas pemikiran pitiw tentang menikah itu cukup kompleks ga sesederhana yang dibahas dan disarankan sama keluarga besar khususnya tante-tante. tapi bukan ga menghargai pendapat mereka, beda persepsi mah wajar kan ya, mungkin sudut pandangnya yang beda. :D


menikah itu sangat tidak main-main. secara kita menyerahkan kehidupan kita untuk mengabdi kepada Allah melalui suami. dimana menikah itu harus memiliki tujuan dan prinsip (bahasa kerennya visi) yang sama antara pasangan yang akan menikah, biar apapun cobaan dan kesulitan yang menghadang akan mudah terlalui. bukan sekadar mengandalkan cinta, atau hartanya, atau pendidikannya, atau jabatannya, atau embel-embel lainnya. yang jelas dasar pijakannya bener2 harus lillaahita'ala. it's very very principal. kalo itu udah kepegang, yang lainnya insyaAllah bakal ngikut dengan tidak terlalu sulit. insyaAllah.


menikah itu udah tergambar secara sistemik di pikiran pitiw. dimana menikah itu berhubungan dengan sistem. bukan cuma masalah keluarga sendiri-sendiri, yang masing-masing (walaupun tetep ada privasi). misalnya gini, dulu (bahkan sampai saat ini) Rasulullaah saw menganjurkan ummatnya untuk menikah sebagai sarana beribadah dalam memperkuat bangunan Islam, dengan menikah akan terlahir calon-calon penerus yang akan memperkuat barisan kaum muslimin. disini, menikah adalah amanah dari Rasulullaah saw kepada ummatnya yang telah dinilai mampu oleh beliau. peran orangtua (jika telah diberikan anak sebagai amanah) di sini pun jelas, yaitu mengarahkan anaknya untuk memilih islam sebagai way of life-nya ketika usianya sudah baligh. sekali lagi, orangtua hanya sebagai perantara. anak berhak memilih. intinya dari segala inti adalah pada akhirnya setiap urusan seorang muslim akan kembali pada pelaksanaan tugas, peran, dan fungsi manusia di muka bumi ini yang sesuai kehendak Allah yang tertera di al-qur'an, yang sesuai tujuan penciptaannya.


secara umum gambaran yang pitiw pahami sejauh ini ya segitu-gitunya. mungkin juga akan lebih tajam atau berbeda seiring berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman dan pemahaman. lagi-lagi kita diberikan pilihan, pilhan di sini adalah pilihan untuk melihat persepsi tentang pernikahan, mau dilihat dari sudut pandang yang mana, dan apa yang mau dijadiin landasannya. saat ini pitiw masih belum nemu penjelasan yang pas tentang kenapa menikah itu sampai bisa menyempurnakan setengah dien. sebegitu istimewanya. setengah loh! rada dishare coba kalo ada yang tau. boleh pisan. hehe.


kalau kita sudah siap dan pantas menurut-Nya tentu Allah akan mempercayakan amanah itu kepada kita. di saat, dan dengan orang yang  tepat. sabar, pantaskan diri. :)


so, kapan nikah tiw? 11 12 13. insyaAllah. salah satu impian, dan jawaban buat pertanyaan2 keluarga. iseng pisan. hahaha. :p


astagfirulloohal'azhiim, wallahu a'lam bishshawab.

#salam senyum pake hatiiii, :) pake <3

No comments:

Post a Comment