Thursday, May 26, 2011

bintang, apa awan?? hayooo..

ngutip pure copas dari salah satu bab di buku
"man jadda wa jada, the art of excellent life"nya Akbar Zainudin
judul asli bab-nya, 'tinggi bagai bintang, bukan awan'
*hhaaa,, bintang! ada bintangnya makanya pitiw kutip. haha. ngga deng. :)

dibuka dengan mahfudzat dalam bahasa arab (sejenis kata mutiara), yang artinya :
rendah hati, dan jadilah bintang yang menjulang di langit
walau dalam bayangan air sekalipun, ia tetap menjulang tinggi
dan janganlah menjadi awan yang terbang ke langit
seakan-akan tinggi, padahal tidak ada isinya apa-apa
saat malam tiba, ketika kegelapan meliputi seluruh ruang di bumi, jauh di langit tinggi sana berkelap-kelip bintang bercahaya menerangi langit. bintang-bintang itu bertebaran membentuk berbagai gugus yang enak dipandang mata. bintang itu menjadi sumber cahaya yang membuat kegelapan menjadi indah. dia akan selalu tinggi menjulang, walaupun terlihat dari bayangan air di bumi.

beda dengan awan yang berarak putih atau hitam di langit sana. ia terbang bergumpal-gumpal meninggi menuju langit, seakan-akan ialah yang tertinggi di dunia ini dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. padahal gumpalan awan berarak itu tidak ada artinya apa-apa. awan tidak lebih sekedar batas pandangan manusia di langit. awan, membumbung tinggi tapi kosong, seakan berada di atas padahal tidak punya arti apa-apa. 

ada dua pilihan buat hidup kita di masa depan : mau menjadi bintang atau menjadi awan?  dua-duanya adalah pilihan yang bisa kita lakukan. dua-duanya adalah cita-cita yang bisa kita capai, berkembang dan maju untuk membumbung ke langit tujuan dan cita-cita kita, tetapi dengan cara dan kondisi berbeda. menjadi bintang adalah mengembangkan diri dengan penuh prestasi, sedangkan menjadi awan hanyalah mengembangkan diri dengan sensasi tanpa ada prestasi.

bintang adalah sang juara. ia mempunyai sumber cahaya di dalam dirinya yang tercermin pada kehidupan sehari-harinya. dalam kehidupan kita, sumber cahaya itu adalah ilmu, keterampilan dan sikap mental yang kita miliki. bintang memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam bidang yang digelutinya, membuatnya menjadi sumber pengetahuan bagi dirinya sendiri dan orang lain.

seorang yang menjadi bintang memiliki keterampilan yang memadai sehingga ia dibutuhkan oleh lingkungannya, baik di lingkungan kerja, keluarga, maupun masyarakat sekitar. keterampilan itu membuatnya bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.

ia mempunyai keunggulan yang membuatnya mampu bertahan di tengah kompetisi yang ketat. keunggulan itu ditunjukkannya dengan berbagai prestasi kerja yang menonjol. seorang bintang berbicara tidak sekadar omongan, tetapi ia berbicara dengan prestasi kerja yang memadai. karena itu, ia selalu bersinar dimanapun mereka berada.

bintang adalah sumber cahaya terang yang mengembangkan dirinya sendiri dan menjadi penerang bagi orang lain. ia mampu membimbing tim dan rekan kerjanya untuk bersama-sama membangun kekuatan bintang yang bersinar.
pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dimilikinya tidak hanya ia miliki sendiri, tetapi seorang bintang mampu mentransformasikan semua yang dimilikinya menjadi kekuatan yang ada di dalam organisasinya. ia menjadi penerang bagi lingkungannya, sebagaimana bintang menerangi malam hari.

tidak hanya itu, bagi para pelaut, gugusan bintang di angkasa menjadi petunjuk jalan yang mengarahkannya dan memberikan informasi kapan harus melaut, ke arah mana, dan bagaimana kondisi alam yang menyertai. pelaut alam memanfaatkannya agar hasil laut tangkapannya bisa bertambah banyak.

dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sang bintang mengarahkannya untuk mencapai produktivitas dan kemajuan organisasi yang lebih baik. kehadirannya membuat organisasi lebih dinamis dan berkembang. sang bintang memberi arah bagaimana organisasi berjalan ke arah yang lebih baik.

bintang di langit juga membuat langit begitu indah. ia mewarnai kegelapan malam dengan cahayanya yang terang benderang. walaupun keadaan malam begitu kelam, kehadirannya membuat kekelaman itu menjadi lebih berwarna.

seorang bintang membuat kehidupan menjadi lebih berwarna. ia membuat suasana kerja, keluarga, dan masyarakat menjadi lebih dinamis. ia adalah penggerak yang menggerakkan kehidupan menuju dinamika yang lebih baik. ia membawa dinamika bagi kehidupan di sekitarnya.

seorang bintang adalah sang juara. ia bekerja dengan baik, profesional, dan mempunyai prestasi maupun hasil kerja yang menonjol. prestasi itu menjadikannya pemenang dan juara di berbagai kondisi yang ia hadapi. di mana pun ia berada, seorang bintang selalu mempunyai prestasi tinggi.  

sebaliknyalah awan. ia membumbung tinggi ke langit bukan karena bobotnya tapi justru karena ringannya. ia mencoba menjadi buah bibir, menjadi terkenal, tetapi sebenarnya tidak mempunyai prestasi apa-apa. yang membuatnya terkenal dan buah bibir adalah sensasi kosong yang selalu dibuatnya.

seorang yang menjadi awan selalu ingin terlihat tinggi di mata teman-temannya. ingin dihargai dan dihormati dalam kehidupan sehari-hari. ingin semua yang dikatakannya didengarkan. dia ingin semua orang memandangnya sebagai orang yang berprestasi. 

tetapi, ironisnya, semua itu tidak didukung dengan kondisi sebenarnya. ia tidak mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang memadai, tidak mampu mewarnai kondisi lingkungan dan kehidupannya, tidak memberikan inspirasi bagi tim kerjanya, dan juga tidak mempunyai prestasi yang menonjol.

jangan sampai keinginan untuk dihargai dan dihormati justru menjadikan kita sebagai pribadi-pribadi yang sombong dan tinggi hati. alih-alih mendapat kehormatan dari rekan-rekan kita, kesombongan itu justru akan menjadikan kita terpuruk di kerendahan harkat dan martabat kita sebagai manusia.

sebaik apapun prestasi kita, secantik apapun diri kita, sepintar apapun kita, tidak ada alasan sedikit pun untuk menjadikannya sebagai dasar kesombongan kita, karena itu semua hanyalah aspek duniawi yang tidak mempunyai keabadian. itu semua adalah titipan Tuhan yang harus kita pergunakan sebaik-baiknya.

justru dengan segala kelebihan kita, saatnya untuk lebih merunduk merendahkan diri dan hati. biarkan prestasi kita berbicara. biarkan orang lain yang melihat kita sebagai bintang. jika kita menjulang-julangkan diri kita ke atas langit, alih-alih ingin menjadi bintang, kita bisa terjebak untuk menjadi awan yang berarak-arak di langit, terbang seakan tinggi ke angkasa, padahal kosong belaka isinya..

so, mau bintang apa awan? it's our CHOICE!

SELESAAAIII.. :)

salam seyum pake hatiii. :) pake <3

No comments:

Post a Comment